Mendaki gunung atau menjelajahi alam sudah menjadi gaya hidup yang semakin populer, terutama di kalangan mereka yang sadar lingkungan. Bagi pecinta ekowisata, memilih peralatan mendaki yang ramah lingkungan bukan hanya soal mengikuti tren, tapi juga tanggung jawab terhadap alam yang kita cintai. Saya sendiri mulai beralih ke peralatan yang lebih “green” setelah menyadari betapa banyak sampah yang sebenarnya kita hasilkan selama perjalanan. Berikut beberapa rekomendasi peralatan ramah lingkungan berdasarkan pengalaman, plus tips praktis untuk memilih peralatan yang cocok dengan prinsip ekowisata.
1. Tas dan Carrier dari Bahan Daur Ulang
Pengalaman pertama saya menggunakan tas dari bahan daur ulang adalah saat mencoba carrier yang terbuat dari botol plastik bekas. Jujur saja, awalnya saya agak skeptis—apakah kualitasnya cukup kuat? Apakah nyaman? Namun setelah mencoba, ternyata tas ini sama kokohnya seperti tas biasa, bahkan terasa lebih ringan! Selain itu, tas yang terbuat dari bahan daur ulang cenderung tahan lama karena biasanya perusahaan yang membuatnya memang mengedepankan durability.
“Memilih tas dari bahan daur ulang bukan hanya soal mengurangi limbah, tapi juga investasi jangka panjang,” kata seorang teman sesama pendaki. Memilih tas seperti ini membuat kita secara tidak langsung mendukung industri yang peduli lingkungan. Plus, sekarang sudah banyak brand lokal yang mulai memproduksi tas semacam ini, jadi kita bisa support produk dalam negeri sekaligus.
2. Pakaian Mendaki Berbahan Organik atau Daur Ulang
Pakaian mendaki berbahan organik, seperti katun organik atau wol daur ulang, menjadi pilihan favorit saya. Bayangkan, setiap kali kita membeli baju dari bahan-bahan ini, kita turut mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang biasanya dipakai dalam produksi kain sintetis. Beberapa pakaian mendaki sekarang juga sudah menggunakan teknologi anti-mikroba alami, jadi nggak perlu sering-sering dicuci saat di lapangan—hemat air dan tenaga!
Baca Juga : Menikmati Keindahan Sanngar Beach
Kunci memilih pakaian mendaki yang ramah lingkungan adalah melihat label dan mencari tahu asal-usul bahan yang digunakan. Kalau ada label GOTS (Global Organic Textile Standard) atau OEKO-TEX, itu pertanda bahwa pakaian tersebut memenuhi standar ramah lingkungan.
3. Botol Minum Reusable dan Filter Portable
Botol minum reusable adalah teman terbaik para pendaki. Saya selalu bawa botol minum stainless steel yang tahan banting dan bisa diisi ulang kapan saja. Satu botol ini bisa menghemat puluhan hingga ratusan botol plastik sekali pakai selama perjalanan panjang.
Tambahkan filter portable jika kita mendaki di tempat yang akses airnya terbatas. Filter ini memungkinkan kita mengisi air langsung dari sumber alami seperti sungai atau danau, mengurangi ketergantungan pada botol plastik. Saya pernah membawa filter portable ke daerah pegunungan yang cukup terpencil—sumber airnya tidak banyak, tapi dengan filter, saya tetap bisa minum air tanpa harus repot mencari air kemasan.
4. Peralatan Masak Lipat dari Bahan Ramah Lingkungan
Saat pertama kali coba peralatan masak lipat berbahan silikon ramah lingkungan, rasanya seperti menemukan “harta karun.” Alat ini ringan, bisa dilipat, dan mudah dibawa. Ditambah lagi, silikon adalah bahan yang lebih tahan lama dan tidak mudah pecah dibandingkan plastik biasa. Selain itu, bahan ini tidak mengandung zat kimia berbahaya, jadi aman untuk makanan.
Peralatan masak lipat juga ideal buat yang suka perjalanan jauh dan hemat tempat. Selain itu, alat masak seperti ini mengurangi penggunaan alat sekali pakai seperti plastik dan styrofoam. Jadi, kita bisa menikmati makanan di tengah hutan atau di atas gunung tanpa meninggalkan sampah yang sulit terurai.
5. Sleeping Bag dan Matras dari Bahan Berkelanjutan
Sleeping bag yang terbuat dari bahan ramah lingkungan sekarang semakin mudah ditemukan. Salah satu favorit saya adalah sleeping bag yang menggabungkan serat daur ulang dengan bahan alami, seperti bambu atau wol. Matras berbahan daur ulang juga makin banyak pilihan, dari yang ringan hingga yang empuk—yang paling penting, pastikan matras tersebut bebas dari PVC yang dikenal merusak lingkungan.
Saat memilih sleeping bag atau matras, pastikan juga materialnya hypoallergenic dan tidak mengandung zat kimia berbahaya. “Tidur di alam adalah momen yang paling ditunggu saat mendaki, jadi pastikan kita melakukannya dengan peralatan yang mendukung prinsip ramah lingkungan.”
6. Alas Kaki dan Sandal dari Karet Daur Ulang
Bagi pecinta ekowisata, alas kaki dari karet daur ulang atau bahan organik bisa menjadi pilihan utama. Sepatu atau sandal dari karet daur ulang biasanya lebih tahan lama dan nyaman digunakan. Pengalaman saya, sandal karet ini selain lebih kuat, juga mudah dibersihkan setelah melewati trek berlumpur.
Saat memilih alas kaki, pastikan solnya anti-slip dan nyaman di kaki. Ini penting, karena kenyamanan saat mendaki berpengaruh langsung pada kualitas perjalanan kita. “Menggunakan alas kaki ramah lingkungan adalah cara kecil yang bisa berdampak besar,” terutama jika kita sering mendaki di area sensitif atau cagar alam.
7. Solar Charger untuk Mengurangi Penggunaan Baterai
Bagi yang suka menggunakan gadget selama perjalanan, solar charger adalah alat yang wajib. Daripada membawa banyak baterai sekali pakai yang hanya menambah limbah, solar charger memungkinkan kita mengisi daya langsung dari sinar matahari. Sekarang sudah banyak solar charger yang ringan dan portabel, mudah dipasang di tas saat berjalan.
Pengalaman saya menggunakan solar charger cukup mengesankan. Selama mendaki di daerah yang mendapat sinar matahari penuh, alat ini bisa mengisi daya hingga penuh hanya dalam beberapa jam. Jadi, kita tidak perlu khawatir kehabisan baterai, dan perjalanan bisa lebih hemat dan ramah lingkungan.
Kesimpulan: Berpetualang Tanpa Merusak Alam
Berinvestasi dalam peralatan mendaki ramah lingkungan tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon kita, tetapi juga memungkinkan kita menikmati alam dengan lebih bertanggung jawab. Pilihlah peralatan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan, tapi juga mendukung prinsip ekowisata. Mungkin awalnya terasa mahal, tapi “setiap peralatan yang kita beli adalah investasi untuk bumi dan masa depan,” jadi mari kita mendaki dengan bijak.
